Prasetyo 2010: Impian Gebyar Terjun Bebas di Pulau Lusi

PULAU LUMPUR DAN WANAMINA: SUB SISTEM PENANGGULANGAN LUSI MUD VOLCANO

PENJAJAKAN AWAL ACARA  ‘GEBYAR TERJUN BEBAS DI TANJUNG LUMPUR MUSIM PANAS 2010’

Dikontribusikan Oleh: Prof. Dr. Hardi Prasetyo

Wakil Kepala BPLS, Anggota Persatuan Terjun Payung AVES Jawa Barat

Ketua Pelaksana Even Nasional “SELAM ESTAFET SCUBA DIVING NAD KE MAKASSAR DALAM RANGKA MENYEMARAKKAN HARI MARITIM DUNIA”

Langkah awal dan penjajakan,

  • Sebagai tindak lanjut arah kebijakan Presiden RI untuk pengembangan Zona Pesisir Tanjung Lumpur secara terpadu (integreted coastal zone manament) yang dapat menciptakan nilai tambah ekonomi, sosial dan perlindungan lingkungan
  • Even-1 (pionir) Penerjunan Bebas  (Sky diving jump) 
  • Dengan Pendaratan di Tanjung Lumpur
  • Dikontribusikan oleh Hardi Prasetyo
  • Anggota Persatuan Terjun Payung AVES
  • Ketua Hakim Pertandingan (Chief Judge Competation) Kejuaraan Terjun Payung Nasional (Kejurnas) di Bandung

Pernyataan tujuan (Statement Purpose)

  • Dokumen ini merupakan rangkuman proses pengembangan pemikiran kreatif (creative thinking development) melalui proses brainstorming, untuk mendapatkan tanggapan dari pihak-pihak yang relevan. Selanjutnya sebagai alat bantu yang handal untuk pertimbangan kelayakan dan tindak lanjutnya ke depan.
  • Dalam alur pikir ‘The Golden Way’ pemikiran kreatif ini merupakan suatu impian (dreaming) atau visi(vision) yang berorientasi ke depan (futurist).
  • Dalam alur pikir pengembangan gagasan yang konvensional (Khong Hu Tju) pemikiran kreatif ini merupakan perwujudan Lie pertama (the first Lie) dari 10 Lie jalan yang harus ditempuh.
  •  Sehingga bila digabungkan proses berpikir modern dan konvensional adalah bagaimana bermimpi suatu gagasan ke depan, selanjutnya langsung mengawali lie pertama, dari keseluruhan sepuluh lie jalan yang harus ditempuh. Dalam kaitan ini dimulai dengan menformulasikan impian atau visi ke depan!

Apa itu GEBYAR PULAU LUMPUR- MUSIM PANAS 2010?

Merupakan suatu rangkaian kegiatan publik bernuansa Hiburan, Wisata, dan Olahraga yang dipusatkan di Tanjung Lumpur (Pulau Lusi), Pulau hasil reklamasi seluas sekitar 94 hektar, di muara Kali Porong, dilaksanakan pada musim panas (dry session).

Apa Bentuk kegiatan (Opsi-1)?

Opsi 1 (rasio kesulitan kecil, pemberdayaan peserta dari berbagai aspek, dan sebagai pemicu (triggering) kegiatan lainnya yang berjangka menengah-panjang yang memerlukan waktu, perencanaan, dana besar)

  • Terjun bebas (free fall) bersifat ‘fun jump’ oleh Peterjun Profesional dari klub anggota FASI dan dari TNI dan Polri (terpilih), yang akan mendarat pada sasarandroping zone di Pulau Lumpur
  • Arung Rubber Craft dan Cano bersifat ‘Fun Sail’ oleh peserta profesional (Anggota Klub) perwakilan TNI dan POLRI,  dengan mengitari Tanjung Lumpur;
  • Lomba memancing ikan (terbatas) dari anjungan sisi selatan Tanjung Lumpur.
  • Lomba fotografi ‘integrated coastal zone management’Tanjung Lumpur: Ekonomi, Sosial, Lingkungan.
  • Jambore Tim SAR  terbatas Tim BPLS, Pemda, dan DESDM (awal pembicaraan).

Apa latar belakang even tersebut?

  • Bapak Presiden RI telah memberikan arah kebijakan bahwa ke depan Tanjung Lumpur dikembangkan baik berorientasi pada aspek keekonomian maupun pada perlindungan lingkungan. Untuk itu Presiden RI juga telah menginstruksikan kepada BPLS untuk dilakukan pengkajian secara komprehensif terhadap isu ‘Apa Perencanaan Tanjung Lumpur ke Depan’?
  • Bapak Presiden juga telah memberikan arah kebijakan bahwa ke depan PAT Lusi dapat dikembangkan sebagai suatu Wisata Geologi (mud volcano), yang intinya menstransformasi wacana dan kondisi dari Bencana menuju Manfaat,
  • Pengembangan Wisata di PAT dan Zona Pesisir di Tanjung Lumpur harus mempunyai kaitan satu dengan lainnya dalam tatanan sistem Peningkatan Penanganan Lumpur Sidoarjo ke depan
  • Penyusunan ‘Rencana Strategi dan Operasi’ dan Peta Jalan (Road Map) harus dibarengi dengan langkah-langkah uji coba dan proses brain storming yaitu koleksi kegiatan-kegiatan yang potensial.

Apa Rasionalisasi Even Terjun Bebas (Free Fall Jump) sebagai Prioritas-1 (bisa dilaksanakan sebagai pionir, memerikan implikasi luas)

  • Kredibilitas Pengusul terkait: Penulis masih terdaftar sebagai anggota (No. 27) pada Persatuan Terjun Payung AVES (Jawa Barat), dan pernah ditunjuk sebagai Hakim Ketua Pertandingan (chief Judge Competion) pada Kerjunas Terjung Payung di Bandara Bandung. Sehingga mempunyai landasan informasi dan kompetensi;
  • Para Peterjun Bebas (sky divers) selalu haus dan mengimpikan untuk dapat terjun dan pada Landing Zone yang baru apa lagi penuh daya tarik dan unik: Para peterjun professional, sebagaimana layaknya pemain golf professional, selalu mencari tantangan dan impian untuk dapat melakukan penerjunan dan mendarat pada zona pendaratan yang mempunyai nilai keunikan dan kenangan.Seperti di dalam stadion utama Senayan, di pantai Kuta, di dekat Candi Borobudur. Pulau Lumpur di Muara Kali Porong memenuhi kriteria.
  • Para Peterjun hanya memerlukan DZ radius 1 m: Para peterjun profesional, umumnya hanya memerlukan tempat pendaratan  dengan ruang radius 1 meter, bila dibandingkan dengan luas keseluruhan Pulau Lumpur sekitar 80 hektar. Sehingga sangat memenuhi syarat.
  • DZ yang lunak untuk keamanan pendaratan: Para peterjun umum apalagi profesional sangat senang bila lokasi pendaratan dari dari bahan yang lunak seperti pasir atau rumput. Pulau Lumpur dibangun dengan material berasal dari hasil reklamasi dengan komposisi pasiran, sehingga sangat memenuhi kriteria.
  • Tersedia sarana take off pesawat atau heli yang relatif dekat: Sarana utama yang diperlukan untuk ‘penerjunan’ adalah pesawat terbang atau helikopter untuk menuju dropping zone, dengan lokasi dan fasilitas take off dengan jarak yang dekat dari DZ. Lokasi Tanjung Lumpur yang berjarak terbang relatif dekat dengan Bandara Internasional Juanda atau Pusnerbal TNI AL memenuhi kriteria. Alternatif yang sangat mungkin, adanya heliped di Tanjung Lumpur, dengan mendapatkan bagian yang mempunyai kepadatan tinggi (disebelah barat). Sehingga cukup ideal untuk melakukan pencapaian DZ yang relatif cepat (waktu tempuh). Bahkan akan luar biasa bila take off dengan helikopter dari Pulau Lumpur sendiri.
  • Sebagai cabang olah raga ekstrim yang relatif baru di Indonesia, Induk organisasi (FASI) dan TNI?PORLI sudah biasa bergotong royong untuk mewujudkan impian semua pihak: Untuk even yang diusulkan rasio kelayakan dan keberhasilan dimungkinkan tanpa memerlukan investasi yang besar, karena para peterjun akan berpartisipasi secara sukarela.

Umumnya FASI atau Klub seperti AVES dapat mengkontribusikan secara mandiri, antara lain dengan mengerahkan peterjun profesional yang dipilih, dan mengusahakan mendukung ketersediaan pesawat atau helikopter.

Demikian pula Tim TNI (marinir, TNI AD dari Kodam, dan Brimob Polri) akan mendukung sebagai bagian dari kegiatan Pelatihan Rutin, yang dalam hal ini hanya dipindahkan lokasinya pada DZ di Tanjung Lumpur.

Kemanfaatan:

  1. Langkah nyata pengembangan Tanjung Lumpur (Pulau Lusi) sebagai tindak lanjut arah kebijakan Presiden RI, sehingga ada contoh nyata sebagai uji coba kelayakan;
  2. Mempopulerkan Tanjung Lumpur sesuai Renstra BPLS dan arus keutamaan paradigma baru Dari Bencana ke Manfaat;
  3. Organisasi FASI dapat mempertimbangkannya untuk menggunakan DZ Tanjung Lumpur secara rutin pada agenda nasional atau internasional tahunan;
  4. Pengunjung ‘wisatawan’ akan mulai berdatangan, sehingga menimbul dampak berganda (multiplier impact) bergulirnya ekonomi masyarakat setempat (tansportasi lokal, penginapan alami tenda, makan-minum).

Siapa pihak-pihak yang akan dihubungi:

  • Bpk. H. Hardi Susilo (Anggota DPR RI), Ketua Umum Persatuan Terjun Payung  AVES (PTP AVES);
  • Ir Bembi Huripto, Bappenas (Anggota AVES);
  • Drs Evendi Soen (TV RI), Anggota AVES khusus peliput Film Peterjunan dan Pencari Daerah Pendaratan Baru;
  • FASI Pusat dan FASI Jatim/Surabaya melalui Ir. Buchari Saleh (Pengurus Pusat dan Pendiri AVES);
  • Palima Armada Timur, yang dapat mengerahkan Tim dan fasilitas Heli (sudah disampaikan informal tetang kemungkinan kegiatan di Tanjung Lumpur);
  • Komandan Marinir (Mayjen. Mar. Afan) berkedudukan di Jakarta (atas info Bpk Hardi Soesilo, selaku Peterjun Bebas, dan telah dihubungi LetJen Mar. Nono Sampoeno (Kolega KSA XI Lemhannas);
  • Kepala Basarnas, sangat relevan dengan keberadaan Pulau Lumpur sebagai aset Pelatihan SDM
  •  Mayjen TNI Tono Suratman (Ass Ops Panglima TNI) mantan alumni KSA XI dan
  • Pangdam Brawijaya dan Polda Jatim (Dewan Pengarah BPLS), peterjun.
  • Dan lain-lain

Tinggalkan komentar