MEMORI: DUKUNGAN ARTIS AUSTRALIA, LUSI MENUJU GEOPARK-GEOWISATA

KONTRIBUSI SUSAN NORRIE ARTIS DARI AUSTRALIA, SANGAT MENDUKUNG UPAYA LUSI MENJADI GEOPARK MENGEDEPANKAN GOWISATA GEYSER LUSI DAN GREEN TOURISM DI PULAU LUSI

ANUGERAH FACEBOOK, EVEN SATU TAHUN LALU  29 November 2017

15171286_1113821892068473_4224880865356412726_n

Kunjungan Menteri PUPR Dr. Ir. Basuki Hadimuljono ke BPLS, disamping membahas Isu Aktual dari Misi Nasional Penangulangan Bencana Lusi, juga arahan untuk menggulirkan HIDUP HARMONI DENGAN BENCANA, melanjutkan Studi mendalam bawah permukaan Lusi bila mungkin dengan Seismik 3-d.

Khusus mencermati dinamika baru, dimana  Lusi lebih menonjolkan karakter sebagai suatu mud volcano hibrida, yaitu induk-sedimen sistem hidrotermal yang berhubungan dengan gunung magmatik. Saat itu langsung dipresentasikan oleh Dr. Andriano Mazzini. Kerjasama BPLS-LUSI LAB sejak 2013, akan dilanjutkan dengan PPLS satuan di bawah Ditjen Sumber Daya Air, Kementrian PUPR.

Foto Hardi Prasetyo.

TONGGAK SEJARAH 10 TAHUN MENGASUH LUSI, PRESENTASI PLT KEPALA BPLS DENGAN JUDUL “POTENSI FENOMENA LUSI SEBAGAI GEOHERITAGE (WARISAN GEOLOGI)  UNTUK PENGEMBANGAN GEOPARK”.

EVEN INI  SEBAGAI SUATU PERSYARATAN PROSES BAWAH KE ATAS (BOTOOM UP PROCESS) DISAMPAIKAN PADA KETUA TIM SATGAS GEOPARK NASIONAL DR. JUNUS (SAM ESDM), YANG MERANCNANG DAN MEMIMPIN FOCUS GROUP DISCUSSION (FKG) POTENSI LUSI UNTUK GEOPARK.

DISIMPULKAN BAHWA LUSI TELAH MEMENUHI KRITERIA SEBAGAI SUATU KANDIDAT GEOPARK.

SELANJUTNYA DIREKOMENDASIKAN OLEH DR, JUNUS, MEMASUKI TAHAP SELANJUTNYA YAITU DIGULIRKANNYA TIM PERCEPATAN PEMBANGUNAN GEOPARK LUSI.

ATAS REKOMENDASI TERSEBUT 22 DESEMBER 2016 TELAH DILAKSANAKAN PELUNCURAN  TIM PERCEPATAN PENGEMBANGAN GEOPARK LUSI, BERTEMPAT  DI RUANG SUNARSO, BPLS.

EVEN INI DILANJUTKAN DENGAN PERESMIAN “EMBRIO MUSEUM GEOPARK LUSI” bertempat di selatan Danau Besuki, luar PAT Lusi.

Pada Oktober 2017 lalu telah dilaporkan kemajuan Usulan GeoWisata-GeoPark Lusi ke Menteri PUPR selaku mantan DP BPLS yang sebelumnya menberikan arah kebijakan Pengembangan GeoPark (24 Desember 2014).

Disamping itu juga  kepada Dirjen SDA, Kementrian PUPR, untuk melanjutkan transformasi/sharing Paradigma, Pengembangan Konsep, Tahap kemajuan.

Juga dilampirkan Dokumen presentasi PESONA GEOWISATA LUSI MENUJU GEOPARK, dimana secara defacto Fenomena GeoHeritage Lusi telah dipromosikan kepada Industri Pariwisata di Indonesia Timur, sehingga meningkatkan kepopuleran baik lokal, regional dan nasional. Bersyukur Perjalanan Panjang dari 2010 mulai terlihat buahnya.

Foto Hardi Prasetyo.

Fakta lapangan sejak digulirkannya Peta Perjalanan Panjang HIDUP HARMONI DENGAN BECANA, melalui:  Lusi laboratorium alam, Unggulan studi mud volcano di dunia; Pengukuhan oleh Badan Geologi KESDM, Lusi secara nasional sebagai salah satu dari 22 GeoHeritage di Pulau Jawa (di bawah Bromo, diatas Gunung Sewu), sehingga terus digulirkan langkah-demi langkah menuju sasaran dan impian ke depan. Hal ini semakin menggelora pasca Kebijakan Menteri PUPR 24 Desember 2014 pasca mengumumkan Pemerintah menggulirkan Dana Antisipasi yang saya gelorakan sebagai “the Golden Time 2015”.

Foto Hardi Prasetyo.

Mengelola Kontroversi Pemicu semburan Lusi yang dahsyat dan merusak menjadi kebersamaan mencari solusi yang holistik dengan menggunakan platform LUSI LIBRARY:KNOWLEDGE MANAGEMNT, 25-26 Melaksanakan Simposium Internasional ilmiah Lusi di Dome dan di Surabaya, dilaksanakan atas kerjasama BPLS dan HSF Australia.

Mei 2014, Peringatan 3 Tahun Simposium Internasional Ilmiah Lusi, dengan menggulirkan even yang mencerminkan Paradigma Baru HIDUP HARMONI DENGAN BENCANA, yaitu “LINK BROMO-LUSI-MERAPI VOLCANO TOURISM”. 

Hal ini ditempuh setelah Lusi semakin dapat dibuktikan mempunyai hubungan hidrotermal dalam dengan gunung Arjuno-Welirang-Penanggungan di selatannya.

Diskusi Ilmiah di Surabaya, Yogyakarta UPN/UGM dan Bandung, Kementrian ESDM, PPPGL dengan mengangkat tema yang mendukung GEOWISATA LUSI yaitu ‘LUSI SEMAKIN INDAH MENAWAN, NAMUN MASIH BERTENAGA: BAGIAN DARI MESIN BUMI KITA YANG LUAR BIASA”.

Foto Hardi Prasetyo.

Agustus 2013, menorehkan catatan pada perjalanan 10 TAHUNG MENGASUH LUSI (2007-2017), khususnya perwujudan dari PESONA GEOWISATA LUSI.

Ketika Bapak Kuswono Suseno mantan Kepala BPKP, memimpin rombongan Alumni SMA VI Bulungan Jakarta, mengunjungi Lusi sebelum ke Gunung Bromo.

Momentum yang luar biasa telah digunakan untuk pertama kalinya PARA PENGUNJUNG GEOWISATA LUSI (Simulasi Turis Alumni SMA 6 Bulungan Jakarta), menorehkan Rekor MURI/BPLS.

 Kerena secara bersama-sama (rombongan) pertama kalinya diangkut dengan kendaraan roda Empat sampai di Zona Hawai, di Utara Lusi. Pasca Alumni SMA VI Jakarta tersebut,  yang kedua adalah Rombongan dari SESKOAD dari Jakarta.

 25 Mei 2011 (Catatan Sejarah LUSI),  ~100 Peserta Simposium Internasional Ilmiah Lusi setelah pembukaan oleh BPLS (Hardi) bersama HSF Australia (Jeffrey) di Dome Lusi (baru pertama kalinya digunakan), dilanjutkan dengan bersama-sama menjelajah ZONA TURIS NIRWANA sambil melewati Bendera-Bendera Merah Putih. Ini Rekor BPLS/MURI untuk jelajah pertama di selatan Lusi dari Dome.
Para peserta Simposium juga pagi harinya telah mengunjungi Pelabuhan Nelayan Tlocor yang dibangun BPLS, termasuk TUGU AKU CINTA LINGKUNGAN, dan Jalan konstruksi Hotmix 19 km.

Para peserta telah diberikan penjelasan secara Ilmiah dan Holistik terkait Pertama Kalinya di dunia Pengeliran Semburan Lusi dari PAT ke palung dalam di Selat Madura, menggunakan energi bebas dari Kali Porong.

Foto Hardi Prasetyo.

Memperkokoh Lusi sebagai GeoWisata dari Destinasi Turis Internasional. Foto ini dihasilkan oleh Susan Norrie artis dari Australia yang datang ke Indonesia atas rekomendasi dari Prof. Dr. Mark Tingay dari Adelaide Australia, dalam kerangka Lusi Research Network.

Atas kontribusinya Susan Norrie telah diberi penghargaan SRIKANDI LUSI. Yang luar biasa adalah karena Susan Norrie telah menulis Testimoni yang intinya mendukung memperkuat usulan Lusi sebagai GeoWisata, Wisata Hijau di Pulau Lusi dan keseluruhan sebagai GeoPark UNESCO.

Foto Hardi Prasetyo.

Foto Hardi Prasetyo.

Para Srikandi telah memberi warna baru Lusi semakin indah dan menawan, walaupun masih bertenaga.

Dua Profesor dari UNPAD dan satu Direktur Eslon 2 dari Badan Geologi KESDM, Ir. Andiani (Srikandi LUSI), secara berkelanjutan terus mendukung peta jalan Lusi sebagai Pesona GeoWisata dan Geopark.
Tahun 2012 Ir. Andiani bersama Dr. Ir. Frida Sidik dari KKP (Srikandi Lusi no. 4) pada pertemuan di Ruang Sunarso, BPLS telah menyatakan bahwa Pulau Lumpur (Pulau LUSI) dapat digunakan mendukung pilar Biodiversity/Keragaman Hayati usulan Geopark.

Sebagai Pilar Utama adalah Warisan Geologi Geyser Lusi (arah kebijakan Menteri PUPR 24 Desember 2014) dan Warisanbudaya yaitu hubungan Lusi dengan Kerajaan Mojopahit (makalah utama dari Awang Satyana) yaitu situs Candi-candi Pari-Sumur-Pamotan di barat PAT Lusi dan Relokasi Infrastruktur.

Foto Hardi Prasetyo.

Prof. Mega Rosana, inisiator Geopark Nasional menuju UNESCO Ciletuh, terus ikut mendukung kandidat GeoPark-GeoWisata Lusi.

Foto Hardi Prasetyo.

Pasca digulirkannya Dana Antisipasi, Lusi semakin mendapatkan perhatian dari banyak kalangan. Termasuk Srikandi dari Asosiasi Kebencanaan.

Foto Hardi Prasetyo.

Foto Hardi Prasetyo.

Sejak Agustus 2010 memulai Menjelajah Gunung Lusi, menancapkan Merah Putih di Kawah Reno. Dilanjutkan dengan Sepeda Ontel, Sepeda Motor, dan sekarang sudah kendaraan roda 4 dengan Pionir Hunter-1 (CRV Otomatik), Hunter-2 (Terrano, Engkel), Hunter-3 (DiMex 4X4).

Foto Hardi Prasetyo.

Bike to Work Lusi (B2w L) mendukung Monev GeoDiversity Geyser Lusi dan sekitarnya. Tapi bersamaan mendukung GEOBIKE jalur Geyser Lusi, Culturediversity situs Candi Mojopahir dan  Biodiversity Tlocor dan Pulau Lusi.

Foto Hardi Prasetyo.

Foto Hardi Prasetyo.

Foto Hardi Prasetyo.

Tidak terbayang sebelumnya bahwa artis Susan Norrie dari Australia bisa melakukan simulasi Kunjungan GeoWisata di situs Geyser Lusi dan sekitarnya,

BERSAMA SUSAN Susan Norrie Artis dari Australia mendeklarasikan GeoWisata Geyser Lusi, GreenTourism (Wisata Hijau) di Pulau Lumpur bagian dari Biodiversity (keragaman hayati) dan Kearifan Lokal. Untuk mendukung usulan (aspiring) Kandidat GeoPark Lusi.

Hari Selasa Lalu telah mengadakan pertemuan dengan Dr. Junus selaku Ketua Tim Satgas GeoPark Nasional, di kantor ESDM, melaporkan bahwa tahap awal arahan telah dilaksanakan, yaitu untuk:

  • Mengindikasikan aspek teknis dan non teknis GeoDiversity, Culture Diversity, dan even-even khusus di Lusi;
  • Melakukan sosialisasi awal kepada stakeholder utama;
  • Menyiapkan Bangunan “Museum GeoPark Lusi” yang diharapkan tahap I rampung Desember 2016, dan telah beberapa tahun menggelorakan Live Event di Lusi.

Pada pertemuan tersebut Sekjen KESDM telah menyampaikan 4 Buku Panduan:

  1. Rencana-Induk Pembangunan & Pengembangan GEOPARK;
  2. Pedoman Membangun dan Mengembangkan GEOPARK;
  3. Inventarisasi Keragaman Geologi dan Identifikasi Warisan Geologi Untuk Keperluan Cagar Alam Geologi; dan
  4. Kriteria, Penbembangan dan Rencana Induk GeoWisata.

Keempatnya telah dituis oleh Kolega Lama Hanang Samudera di Badan Geologi.

Hari Jumat lalu mengunjungi Bapak Oman Abdurahman Kepala Museum, yang juga pada 25 Mei 2016 Lalu, Ketua Penyelenggara Seminar GeoPark Nasional di Gedung Kementrian Pariwista di Jakarta.
Disamping berkonsultasi terkait “bagaimana menggulirkan Tim Percepatan GeoPark” dan seperti apa contoh usulan GeoPark Rinjani dan yang baru-baru ini “GeoPark di Banten”.

 Bersama Tokoh Heryadi Rachmat dan Indra Badri yang telah beberapa tahun merintis dari bawah ke atas usulan Geopak Lusi.
Mendapatkan Kesempatan Membaca:

1) Dokumen Penyusunan DOSSIER ASPIRING GEOPARK RINJANI (2013); 2) GeoPark Rinjani, Indonesia, Dokumen teknis untuk diajukan kepda Sekretariat Global GeoParks Network (GGN) UNESCO (2010).

Mendapatkan informasi Aktual terkait Informasi: Postur GeoPark Gunung Sewu dan Proses Tahap Awal penyiapan Tim Percepatan GeoPark Banten.

Atas dasar dinamika tersebut, tadi Siang telah melaporkan hasil konsultasi di Badan Geologi – Museum Geologi kepada Dr. Junus (Staf Ahli Menteri ESDM), Ketua Tim Satgas GeoPark Nasional.

Sebagai tindak lanjut laporan tertulis bahwa tahap informasi awal yang disarankan Tim Satgas GeoPark Nasional telah dilakukan.

Diharapkan Dalam Waktu Dekat ada Hari Baik, dimana Dr. Junus sesuai dengan kapasitasnya di Tim Satgas GeoPark Nasional, akan mengirimkan Surat Rekomendasi lanjutan, untuk Menggulirkan ‘TIM KECIL PERCEPATAN PENGEMBANGAN CALON/KANDIDAT GEOPARK LUSI” sebagaimana tatacara untuk menuju Penyusunan Doddier Aspiring GeoPark Lusi.

Terima kasih kepada Semua Pihak yang telah mendukung sampai tahap ini, dari Perjalanan Panjang membawa Impian Lusi menjadi GeoPark Nasional paling lama 2019… Amin.

Pada Lampiran Foto:
Prof. Dr. Mega dari Fakultas Geologi UNPAD, sebagai salah satu pelaku penting untuk suksesnya dalam waktu singkat sehingga telah dikukuhkan GEOPARK CILETUH.
Prof. Mega pada bulan Juli 2015 bersama Prof. Euis, Heryadi Rachmat, Andiani Djarwoto Andiani, Indra Badri telah berkenan memberikan penjelasan awal kepada Pimpinan BPLS, dalam upaya memahami Konsep Geopark.

Foto Hardi Prasetyo.

Harmoni Alam dari kandidat GeoWisata-Geopark Lusi yang luar biasa:

Saya berdiri di dekat gryphon (struktur rembesan dan pembubungan mikro) yang unik di Lusi. Dihadapan saya ada dua Semburan Geyser Lusi Sulung (2006) dan Bungsu.

Di selatannya ada Kali Porong yang mengalami pembelokan tiba-taba indikasi Patahan, dibelakangnya ada Gawir Watukosek yang mengarah ke Geyser Lusi.

Dibelakangnya adalah gugusan gunung magmatik Arjuno-Welirang-Penanggungan yang secara tektonik berda paling depan dari daerah busur depan (forearc).

Apa Hubungan satu dengan lainnya. Tahun 2017 semakin dikukuhkan Lusi sebagai sistem hidrotermal dalam berhubungan dengan gunung magmatik.

Keberadaan Patahan Watukosek dapat dicitra dari seismik refleksi yang diproses ulang standar industri migas dan didukung oleh studi geologi dan geofisika lainnya. I

mplikasi adanya deformasi amblesan di sisi barat Lusi telah dipublikasikan sejak 2008 (Abidin, Fukhushima).

Tahun 2014 Dr. Shilston, Ketua GSL dan CEO ATKIN pada seminar di London menyampaikan dampak deformasi adanya kemiringan (tilting) sisi barat Siring ke arah Pusat semburan (timur), menimbulkan genangan/banjir musiman. Juga bisa mengganggu postur Kali Ketapang di utara.

Jadi kejadian banjir Siring-Puthul yang sampai hari ini masif belum surut, sudah dibicarakan tingkat internasional dikendalikan kombinasi deformasi amblesan dan luapan Kali Ketapang yang daya tampungnya sudah dilewati.

Foto Hardi Prasetyo.

Harmonisasi Dome Lusi dengan Pohon Cemara Udang, sebagai Pionir Penataan Wilayah dan Lingkungan hidup di dalam PAT.

Foto Hardi Prasetyo.

Drone Badan Geologi, KESDM sebagai Pionir mendukung informasi Pulau Lumpur-WANAMINA sebagai pilar GeoDiversity dan Kearifan Lokal.

Foto Hardi Prasetyo.

Kontribusi fotografi bernuansa Biodiversity dan Kearifan Lokal di sekitar Pulau LUSI, dari Susan Norrie.

 

 

 

 

 

Tinggalkan komentar